Dicintai Playboy
Oleh: Dita
Anggita
“Aku
kan sudah bilang kalau aku bukan tipe orang yang banyak bicara. Jadi,
berhentilah menggangguku!” ucapku dengan emosi tertahan kepada seorang
laki-laki di hadapanku yang bulan-bulan ini sering banget muncul di depanku.
“Oh
ya? Kau tau aku itu anak Psikologi , jadi aku tau kau bukan orang yang
berkepribadian seperti yang barusan kau katakan” jawabnya santai. Aku
memandangnya sebal. Dia pikir dia siapa so tau tentang hidupku? Baiklah sebelum
kalian bertanya tentang dia, akan aku perkenalkan. Namanya Ken. Aku tidak tau
nama lengkapnya, dan aku juga tidak perlu tahu. Orang ini tiba-tiba saja sering
menguntitku sejak aku masuk klub sialan itu. Entah dari mana dia tahu namaku, kelasku,
fakultasku dan nomor handphoneku. Bahkan dia tau kebiasaanku yang hanya
sebagian kecil saja orang mengetahuinya. kata Angel sahabatku, aku beruntung
Karena katanya aku di sukai orang yang popular , tampan dan incaran gadis-gadis
seantero kampus ini.
What? Kau bilang
popular? Bahkan aku pun mengetahuinya setelah masuk klub terkutuk itu! kataku saat
Angel dengan antusiasnya menceritakan lelaki itu.
Itu sih karena
lo nya yang gak gaul. Hello ? orang paling membosankan dan kutu buku di kampus
ini kan cuman elo! Katanya
lalu tertawa cekikian. Bah ! jika aku membosankan, kenapa hanya aku yang jadi
sahabatnya? Ckck
Dan yang perlu kau tau Kelly sayang, Ken itu
playboy!
Kata-kata
itu terus terngiang di kepalaku. Hal yang paling kubenci setelah orang bodoh
dan pemalas adalah playboy! Mereka itu hanya sekumpulan cowok tak berguna yang
bisanya Cuma tebar pesona sana-sini merasa hebat dan sangat bangga saat
mendapat julukan P L A Y B O Y! beuh! Menjijikan! Aku bergedik ngeri.
“Kenapa
kau selalu berekpresi seperti itu saat aku ada di hadapanmu” tanyanya
membuyarkan lamunanku. Aku hanya memutar mataku bosan dan tak sedikitpun aku
berniat menjawab pertanyaannya. Ngomong aja sama tembok sana!
“Aku
sering melihatmu bercanda bersama teman-temanmu dan kau kulihat malah paling
cerewet! Kenapa saat denganku kau selalu bungkam seribu bahasa?” Tanyanya lagi.
“Itu
karena aku nyaman dengan mereka! Sedangkan denganmu” aku memutar mataku bosan. Aku
tidak perlu meneruskannya, aku yakin dia mengerti
“Dan
aku membuatmu tidak nyaman?” tanyanya tak percaya. Aku hanya mengendikkan
bahuku.
“Baiklah.
Tapi ada hal 3 hal yang perlu kau catat” dia berhenti sejenak . Menunggu
reaksiku. Aku hanya mengangkat alisku dan menatapnya tak acuh.
“Pertama,
aku adalah Kenio Putra Sugara” oh itu nama lengkapnya. Aku mengangguk dalam
hati.
“kedua,
seorang Kenio Putra Sugara tak pernah mendapat penolakkan!” katanya penuh
penekanan. Masa? Buktinya aku dengan terang-terangan menolakmu! Aku tersenyum
sinis.
“Ketiga,
dan yang menolakku dia yang akan mengejarku!” katanya lalu berlalu dari
hadapanku. Aku menatapnya horror. Dia pikir aku akan mengejarnya? Mimpi kali!
Drrt,,,drtttt.
Tiba-tiba
ponselku bergetar. Ada pesan WA masuk
I am Kenio
Ingat! Aku tak
akan menghubungimu setelah ini.
Kenapa? Karna
kau lah yang pasti menghubungiku. :>
Jangan
harap! Aku melemparkan ponselku ke sembarang arah. Tak sudi aku. Memang dia
pikir aku ada keperluan apa sampai aku harus menghubunginya? Bahkan aku pun
sudah keluar dari klub brensek itu. Bukan klubnya sih yang brengsek! Tapi cowok
playboy sialan itu!
Liat
? belum berapa menit bahkan sekarang dia sedang menggoda murid baru yang sedang
kebingungan mencari kelasnya. Cihh ! Dan dia pikir dengan kelakuan pecicilannya
itu aku akan dengan suka rela menghubunginya? Mimpi aja sana!
“Wisss
horang kayah buang-buang handphone!” aku menyengir saat Angel menyerahkan
handphoneku.
“Yahhh..
lecet nih, handphone satu-satunya” aku meringis
“Makanya
kalau butuh jangan dibuang!”
“Aku
lagi kesel kali” kataku sebal. Sambil menunjuk si playboy itu dengan daguku
yang saat ini sedang mejeng dengan senior. Ya ampun! Bahkan ga sampe ngedip
juga tu orang dah ganti lagi cewe. Aku menatapnya shock.
“Ciee,,
cemburuu,, ciiiee” Aku membuka mulutku. Gila! Apaan aku cemburu sama orang
begituan?
“Udah
jangan so jaim deh lo. Kejar aja sono si Ken!” aku semakin membuka mulutku
lebih lebar lagi. Fix Ini anak gila!
“Hahaha”
kurang ajar dia malah menertawakanku.
>>>>>>>>
Sudah
hampir sebulan hidupku kembali normal. Ken benar-benar tak menghubungiku dan
bahkan tak pernah mengikutiku lagi. Aku patut bersyukur. Sekarang tak ada lagi
orang yang mengambil bukuku saat sedang membaca. Tak akan ada lagi orang yang
ngomong gajelas saat aku sedang duduk hotspotan di taman. Tak ada lagi yang
mengganggu acara makanku di kantin. Dan tak ada lagi dering mnyebalkan di
handphoneku! Yesssss!! Akhirnya aku bebaaaaaaaas!!
Biasanya
kalau lagi nyantai begini, Ken pasti dateng. Apa aja dia omongin , ga peduli
aku denger atau tidak. Bhahaha. Kalau di pikir-pikir ya aku jahat juga pada Ken,
padahal kadang dia juga baik sih nolongin aku kalau lagi susah. Kayak waktu aku
lagi lupa gak bawa dompet pas mau bayar taksi tiba-tiba aja dia nongol dan
pulangnya dengan tanpa ku minta dia mengantarku meski aku menolak dengan keras.
Aku tersenyum membayangkan itu. Apa dia selalu melakukan hal ini ya untuk
memikat cewek-ceweknya? Ah tapi , ko aku jadi kepo sih? Bukan urusanku kali?
Ini adalah sebulan penuh kemenangan! Aku harus merayakannya! Ya, Angel bersiap-siaplah
hari ini kau akan makan gratis!
Seperti
yang aku katakana sebelumnya, Angel hari ini dapat makan gratis. Tentu saja aku
yang mentraktirnya! Ini adalah perayaan kebebasanku. Kebebasan dari si playboy
keasinan itu.
“Dalam
rangka apa nih tumben bener?” Tanya Angel sambil memakan makanan yang baru saja
sampai di meja kami
“Dalam
rangka sebulan kebebasanku dari Ken!” aku berkata dengan antusias. Namun tak
seperti perkiraanku , Angel malah mengerutkan keningnya..
“Kenapa?”
tanyaku heran
“Lah
aneh aja, kok tau sih udah berapa lama ga dihubungi Ken?”
Aku
mengernyitkan dahiku. “Maksudnya?”
“Ya
kalau lo ga peduli, harusnya lo gak akan inget ini hari ke berapa ga dia
hubungi. Harusnya kalau ga peduli ya mau dia pergi dua hari juga gak akan inget
yang penting udah terbebas aja dan the end deh”
Iya
yah. Ko aku bisa inget dan hafal betul kalu ini adalah tepat ke sebulan Ken
hilang dari hidupku? Apa aku menghitungnya? Engga deh! Kurang kerjaan banget
aku! Tapi ko aku bisa tahu?
“Jadi?”
tanyaku ragu
“Ya
berarti lo suka sama si Ken!” jawab Angel enteng
“Hah?”
“Atau
lo merasa kehilangan dia?”
“Hah?”
sukses aku melongo
“Hah-hah
terus. Mending juju raja deh, lo suka kali sama si Ken”
“Hah?”
Tapi aku gak
suka sama si KEN!
>>>>>>>
Pertengahan
semester 7 aku sudah hampir sibuk dengan persiapan skripsiku. Sks hampir beres semua
tinggal perbaiki beberapa biar berubah jadi A. ah rasanya seneng banget jadi
anak teladan bisa kelar kuliah dalam jangka waktu yang bisa dikatakan tak
terlalu molor.
Aku
sudah menyiapkan materinya. Dosen pembimbingku pun setuju dengan judulnya
katanya aku cukup kreatif. Tinggal persiapan bahan! Saat aku menjelajah di
dunia perbukuan online. Gilaaa , ada buku yang keren banget, lengkep banget dan
pas banget dengan materiku. Tapi!!! Sayaaang, harganya selangit! Aku menunduk
lesu.
Lalu
di tab lainnya aku sibuk mengetik di twitterku. Aku memang pintar dan kata
orang kutu buku, tapi aku juga tidak kudeettt. Bhaha
KL@kelly07
pliss .. aku
butuh uang!
Siapapun pliss
bantu aku bisa dapetin tu buku
Ini urgent!
Dan
banyak juga sih yang komen.
@kelli07 emang brp sih mba?
@milla
sekitar 4
kali harga iphone kamu dde
@kelly07
gila mba.. aku ga bisa bantu nih L
@milla gitu sih de L nanti aku jadiin ade beneran dehh L
@kelly07
haha kalo cowok jadiin pacar y mba :P
@milla
huhu iya deh de iyaa kalo ada cowok yg
bantu kwkwk
Dan
tak ada yang bisa membantukku. Aku lemas. Alamat harus numpukkin bahan banyak
nihhh. Ah malu banget kan kalau minta sama orang tua.
Tok..tok..tok
Aku
bergegas membuka pintu. Gak ada orang. Iseng banget sih. Tau orang lagi setress
juga!
Aku
menundukkan kepalaku lemas. Dan, Kotak? Kotak apa ini? Aku membukanya di dalam
dengan segera. Aku tercengang. Serius aku tercengang! Ini cover buku yang aku
pengenin. Oh siapapun yang mengirimnya, yang pasti aku berhutang budi padamu.
Thank you so much. Aku dengan semangat melihat isinya, tapi kok covernya doang
sih? Kurang ajar siapa yang ngerjain aku?
Aku melempar benda itu ke sudut ruangan dan menendangnya. Huh. Bikin orang seneng aja
sih! Tapi itu apaan yaaa kok kaya note gitu. Dengan setengah hati aku
mengambilnya
Halaman
pertama terlulis
hay?
Apa banget sih nih orang. Beneran ngerjain aku kan yaaa! Aku membuka halaman berikutnya.
Apa banget sih nih orang. Beneran ngerjain aku kan yaaa! Aku membuka halaman berikutnya.
Emh, aku gak
lagi ngerjain kamu kok.
Terus?
Masih mau kan
bukunya?
Tentu
saja!
Apa kamu
bersedia mengambilnya sendiri ketempatku? Ini gratis lo.
Ya
kalau benaran gratis sih aku jabanin. Siapa takut!
Bener?
Astaga
. ini orang kurang kerjaan banget. Dengan tak sabar aku membuka halaman
terakhir.
Baiklah. Hubungi
saja aku, nomorku masih yang dulu. (Ken)
APPAH??
Ko
Ken sih?
Ini
orang ko bisa tau aku lagi butuh buku ini. Padahal belum 3 jam aku menemukan
buku ini di internet. Ini ko kayanya niat banget ngerjain aku. Jangan harap Ken
aku tak akan menghubungimu. Lebih baik aku ngemis dijalanan daripada hubungi
kamu.
***
Hhaaahhhhh!!
Lelah juga. Buka buku ini, buku itu dengan banyak kelemahannya. Huft. Andai
saja aku bisa milikkin buku itu. Andai saja buku itu tak semahal itu. Andai
orang yang mau memberi buku gratis itu bukan Ken. Hhhhh aku lelah! Aku
menundukkan kepalaku di meja. Di atas tumpukkan buku-buku yang tebalnya
gila-gilaan. Kalau dulu aku menertawakn orang yang tak suka baca buku, kini aku
menertawakan diriku sendiri. Bagaimanapun aku manusia yang punya banyak
kelemahan.
Praaakkk..
Sesuatu
dijatuhkan di mejaku. Aku mendongak kesal.
“Ken?”
kataku lebih kepada diri sendiri.
“Apa?
Egois banget nyiksa diri sendiri” katanya dingin lalu duduk dihadapanku. Aku
hanya diam dan sedikit salah tingkah. Apa banget sih aku coba?
“Nih
bukunya. Ambil aja, gak usah nyiksa dengan buku-buku yang banyak kekurangan
gitu. Lagian cuman tinggal bilang, Ken aku butuh buku itu susah bener!” katanya
dengan nada yang datar? Kenapa coba dia? Aku memandangnya ragu.
“Ambil
aja” menggigit bibir bawahku aku mengambil buku itu. Dan Ken berlalu dari
hadapanku. Kok pergi sih. Kan aku belum bilang makasih. Panggil jangan ya?
Terus kalau panggil aku harus bilang apa? Tapi Ken juga udah jauh, gausah deh.
Hey,
bukannya aku anak teladan yang tahu terima kasih? Tapi kan ken udah jauh.
Ya
dikejar dong! Ngga deh gengsi kali.
Cuman
perlu bilang Ken thanks ya bukunya. Apa susahnya?
Hhh
batinku terus saja berdebat. Lagian Ken
juga udah ga keliatan.
Aku
membolak-balik buku itu. Semakin aku baca semakin aku merasa harus berterima
kasih pada Ken. Aku menghembuskan nafas dalam dan mulai mencari Ken.
Bagaimanapun aku harus berterima kasih padanya.
Lapangan
basket ga ada. Kantin ga ada. Kelasnya juga ga ada. Kemana dia? Ya aku sedang mencari
Ken. Huh lagi dicari malah kagak ada. Aku menghembuskan nafas dalam. Dan … Di sana!
Aku mempercepat langkahku sampai aku sadar saat ini Ken tidak sendiri, seperti
biasa dia sedang tepe-tepe sama cewek yang cantiknya ga hanya bikin cowo
tertarik bahkan bikin wanita sepertiku juga ngiler. Duh jadi ga pede. Lanjut
jangan ya? Tapi ini kesempatan deh, gapapa aku ganggu ya Ken, ini urgent.
Uhukk..
“Ken…”
aku memanggilnya pelan. Pelan banget. Tapi Ken dengan cepat langsung menoleh
dan menghampirikku. Dan kenapa ini jantungku berdegup tak menentu. Oh Tuhan,
senyumnya itu membuat pipikku terasa panas.
“Kenapa
Kell?” tanyanya sambil terus tersenyum. Apaan sih nih orang? Dan ini kenapa sih
jantungku gak berhenti loncat-loncat?
“Emh,,”
aku menghembuskan nafas dalam sekali lagi
“Kenapa
gak dari dulu ya, aku pake cara kaya gini?” katanya sambil terus tersenyum
padaku. Ini orang kenapa sih?
“Hah?”
hanya itu yang keluar dari mulutku
“Segala
cara aku lakukan, biar kamu bisa anggap aku ada Kell, baru kali kamu manggil aku
bahkan saat aku lagi sama tante-tante itu” tante? TANTE? Dia terkekeh. Aku
hanya menatapnya tak mengerti.
“Bisakah
kau menghilangkan muka bodohmu itu?”
APPAH?
DIA BILANG AKU BODOH?
“Oke
Ken aku kesini Cuma mau bilang…”
“Sebentar”
potongnya “Kelly plis dengerin aku dulu.” oke aku dengarkan
“Tidakk
bisakah kau melihat kesungguhanku?” aku mengerutkan kening “Oh Kelly sadarlah ,
aku menyukaimu tidak aku mencintaimu”
Deg!
Kenapa aku kaget gini ya?
“Dan
Ken pliss. Orang sepertimu bisa mencintai seseorang, itu konyol!” kataku
mencoba menetralkan persaanku yang tiba-tiba saja aku merasa… senang?
“Kelly..
yah mungkin selama ini yang kau tahu aku seorang playboy, tapi percayalah semua
itu hanya topeng” aku menatapnya tidak percaya. Mana ada playboy topeng? Kalo hobby
mungkin aku bisa percaya. Kau membodohi orang yang bodoh Ken.
“Aku
selama ini hanya bosan dengan rutinitasku yang itu-itu saja, aku mencoba
hal-hal baru dengan menjadi…” dia tidak meneruskannya. Oke aku mengerti playboy
maksudmu. Dan itu kau bilang topeng?. Jiaahhh ketawa salto aku
“Itu
semua demi menutupi perasaanku padamu, yang sudah muncul semenjak aku melihatmu
di saat ospek hari ketiga.”
APPAH?
“Yah
ini faktanya. Apa kamu tidak sadar sebelum penjurusan dari semester pertama
sampai kedua kita selalu sekelas?”
Sekali
lagi. APPAH?
“Benar-benar
kau itu membuatku jungkir balik. Dan aku meyimpang dari jurusan awalku di hukum
dan demi mengetahui kepribadianmu aku
masuk Psikologi”
Boleh
aku berkata sekali lagi. APPAH?
“Puncaknya
kau waktu itu ikut gabung di klub lamaku. Dan semua temen-temenku sering lirik-lirik
kamu. Aku gak rela dong, makanya aku sering ikutin kamu biar orang-orang taunya
kamu itu milikku!”
Sejujurnya
aku sudah lelah. Tapi bolehkah aku berkata sekali lagi? APPAH?
“Meski
kamu selalu cuekkin tapi aku bahagia bisa deket kamu.”
Waw
dan APPAH?
“Udah
kagetnya?” aku mengerjapkan mataku. Ini benar-benar di luar dugaanku.
“Kenapa?”
tanyaku akhirnya
“Jawabannya
adalah karena” ucapnya terkekeh “Kalau bertanya tuh yang jelas dong sayang”
“Apaan
sayang?!” ucapku sebal
“Iya
aku sayang kamu. Kamu mau jadi pacar aku?”
“Kamu
belum jawab pertanyaanku?”
“Kan
aku sudah jawab, jawabannya karena. kamu Tanya kenapa? Aku jawab karena?”
Benar
juga! Pertanyaanku ambigu. Kenapa otakku pintar dalam kelas tapi bodoh banget
soal ginian. Hufttt
“Kenapa
aku?”
“Ya
karena itu kamu, makanya aku suka”aku tak mengerti
“Oke.
Kalau boleh jujur emang aku playboy dari semenjak SMA, tapi semenjak melihatmu
aku berniat ingin berubah” katanya sungguh-sungguh
“Kulihat
kau tidak berubah” kataku sambil melirik cewek tadi yang sepertinya masih
menunggu Ken. Tapi jangan harap ya tante! Eh?
“Itu
tadi Karena pengalihan sakit hatikku, saat kamu tidak bereaksi apa-apa dan
bahkan tak mengejarku. Sungguh. Sakitnya tuh disini” katanya sambil menunjuk
dada kirinya
“Lebay!”
kataku mencibir
“Ga
papalah lebay juga, kan demi kamu” katanya sambil mengerlingkan matanya
“Dasar
playboy!”
“Hahaha”
kok ketawa?
“Yuuk
sayang kita kencan?” katanya menggandeng tanganku.
Emang
aku udah bilang iya? Belum kan?
“Gak
usah bingung gitu, sebelumnya aku susah banget liat ekpresi kamu. Bahkan tadi
di perpus pun aku kesulitan melihat bahasa tubuh kamu. Tapi barusan dengan
sekali lirik aku sudah tau jawabannya. Hahah” aku memukul tangannya.
Benarkah?
Benarkah aku akan bilang iya pada si playboy ini?
Happy reading ^^
Hak cipta dilindungi Undang-Undang.
No copy! No plagiat! Boleh share
sertakan alamat penulis. :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar