Minggu, 05 Mei 2019

Jangan Jadi Netizen Nyebelin



Pernah dengar istilah, maha benar netizen dengan segala ocehannya? Yap, netizen itu kalau sudah berkomentar terkadang suka merasa paling benar aja udah. Apa-apa harus mengikuti sudut pandangnya. Kalau kata dia nggak bagus, ya nggak bagus. Kalau kata dia harus begitu, ya harus begitu. Dan kalau komentarnya nggak diikuti, mencak-mencak, hina-hina, dan keluar sumpah serapah. Astagfirullah. Nah, seringnya yang menjadi korban kekejian jari-jari netizen adalah para artis. Makanya, kita jadi sering mendapatkan berita tentang kasus pelaporan artis-artis terhadap komentar yang dianggap melecehkan, menjelekkan, menyakitkan, dan me-an me-an lain yang bikin mata dan hati menjerit.

Sosial media zaman sekarang memang memudahkan setiap orang untuk saling berinteraksi jarak jauh, bahkan dengan orang yang tidak saling mengenal sekali pun. Ada yang bahkan tidak pernah bertatapan muka secara langsung, tapi sudah merasa seperti keluarga. Interaksi semacam ini adalah dampak positif dari media sosial. Akan tetapi, ada juga yang memiliki hubungan berasal dari darah yang sama karena kicauan di media sosial tak ubahnya seperti musuh yang siap mengibarkan bendera perang dunia ke tiga. Hmm. Media sosial memang selucu ini.

Kita, sebagai makhluk yang tidak bisa melepaskan diri dari perkembangan zaman, tentunya harus aktif-reakif dengan fenomena ini. Jangan sampai kita menjadi netizen nyebelin. Ada berita anu yang tidak sejalan dengan pikiran kita, langsung dikomentarin seenae dewek. No, tidak seperti itu. Lebih bagusnya kita tabayyun dulu, jangan telan mentah-mentah berita yang belum tentu kebenarannya. Masih ingat kasus Audrey dan Ratna Sarumpaet? (ini bukan kampanye, sumpah saya bukan cebong wkwk, hanya berdasarkan data dan fakta saja hehe) Seringnya karena hanya mengandalkan katanya-katanya, kita jadi salah langkah. Akhirnya netizen Indonesia berhasil dibodohi. 

Terus kadang netizen yang biasa julid itu kalau dikomentarin, tanggapannya adalah,

"Terserah kita, dong. Akun-akun kita, jari-jari kita yang mengetik."

Yah, untuk orang-orang seperti ini kita doakan saja semoga mendapat hidayah. Hidayah itu mahal, dan harus kita jemput. Eh? Intinya, jangan jadi netizen nyebelin. Jari-jari kita nanti juga akan dimintai pertanggungjawabannya. Selain pertanggungjawaban di akhirat, bagaimana kalau ada yang tersinggung dan sakit hati karena jari kita, bukankah itu termasuk mendzhalimi? Bukankah doa orang terdzalimi mudah dikabulkan? Jadi, double rugi, dong. Rugi di dunia dan rugi di akhirat. Naudzubillah. Semoga aku, kamu, dan kita semua tidak jadi netizen yang menyebalkan, ya. Amin!

#Day1
#OneDayOnePost30HRDC
#WritingChallenge30HRDC
#30HariRamadhanDalamCerita
#bianglalahijrah

10 komentar:

  1. :( semoga tidak termasuk netijen yg nyebelin. Aamiin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Jangan kebanyakan nongkrong di lambe😂

      Hapus
  2. eh malah saya sempet tertipu dengan kasusnya audrey. cuma saya gak ikutan komen hanya ngomong aja sama suami kok gini ya bang. eeh ternyata karena dia sendiri looh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya cuman ikut petisinya doang, nggak terlalu ikutin sih.

      Hapus
  3. untung saya tergolong orang yang kuper dan kudet hehe

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus